dari remah-remah mimpi
ketika lelah menyergap lamunan
Sarang angin termangu menatap
wajah-wajah lelah
ketika gelegak dingin membungkam pusaran laju
segores luka terasa di ngilu punggungnya.
ketika gelegak dingin membungkam pusaran laju
segores luka terasa di ngilu punggungnya.
Pada deretan kata yang tak sempat diterjemahkan
ia tertatih menyusuri sepercik rindu yang mungkin bisa direguknya di sela perjalanan.
meski gelap membayangi bahasa yang terangkai
Ibu, anakmu tergagap dalam pencarian makna
terlunta dalam bising riuh pusaran kata
tiada kepastian mengalir hingga ujung bulan
Maka kudaraskan puisi ini jauh di garis dinding
yang patah menjelma cakrawala — sebuah tiada,
sebuah jengah yang terus merambati ruang tersisa. Seberkas cahaya yang ku genggam, perlahan ku eja manis senyum dunia
No comments:
Post a Comment