ketika ku duduk di tepi jendela, sungguh kusuka
menatap langit yang mendung dan merasakan hembusan angin yang menyapaku.
aromanya kusuka karena ia membawa pesan tentang hujan yang akan datang bertandang.
Aku suka membaui aromanya, menghelanya hingga ke pori-pori ingatan.
Membiarkannya bermain-main pada kilasan lampau tentang sebuah kenang.
Ya...aku suka hujan....
Tiap hujan datang hatiku seolah menyatu dengan irama yang dibawanya.
Irama yang menghanyutkan hatiku akan kenang yang telah usang.
Hujan pun kadang menari-nari riang, menghentak-hentakkan kakinya pada tanah dan atap rumah.
Aroma hujan sayup-sayup menyapa ingatan
saat langit sedang berpesta, mendendangkan lagu-lagu kehidupan
sedangkan awan terus menyerpih bulirnya menjadi rintik bening hujan
dan gerimis menari-nari dalam hening kenangan
menatap langit yang mendung dan merasakan hembusan angin yang menyapaku.
aromanya kusuka karena ia membawa pesan tentang hujan yang akan datang bertandang.
Aku suka membaui aromanya, menghelanya hingga ke pori-pori ingatan.
Membiarkannya bermain-main pada kilasan lampau tentang sebuah kenang.
Ya...aku suka hujan....
Tiap hujan datang hatiku seolah menyatu dengan irama yang dibawanya.
Irama yang menghanyutkan hatiku akan kenang yang telah usang.
Hujan pun kadang menari-nari riang, menghentak-hentakkan kakinya pada tanah dan atap rumah.
Aroma hujan sayup-sayup menyapa ingatan
saat langit sedang berpesta, mendendangkan lagu-lagu kehidupan
sedangkan awan terus menyerpih bulirnya menjadi rintik bening hujan
dan gerimis menari-nari dalam hening kenangan